Halaman

Sabtu, 20 Oktober 2012

Budidaya Ikan Manfish

Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak dibudidayakan di Indonesia.Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya menarik serta gerakkannya yang tenang. Secara umum budidaya ikan manfish tidak membutuhkan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan dalam aquarium atau paso dari tanah, sehingga tidak membutuhkan investasi besar untuk budidayanya.





Perbedaan induk jantan dan betina:
INDUK JANTAN
INDUK BETINA
  • Ukuran relatif lebih besar dari induk betina pada umur yang sama
  • Dilihat   dari   atas   perut   pipih   atau ramping
  • Bentuk kepala agak besar
  • Antara   mulut   dan   sirip   punggung berbentuk cembung
  • Mempunyai ukuran relatif lebih kecil dari induk jantan
  • Perut terlihat besar dan 
  • Kepala lebih 
  • Antara   mulut   ke   sirip   punggung membentuk   garis   lurus,   kadang-kadang menonjol sedikit.


Pemilihan Induk
  1. Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm
  2. Untuk    penentuan    pasangan    secara    cermat,    yaitu    dengan    cara menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan manfish akan memilih pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari,  ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya.  Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk dipijahkan.
Cara Pemijahan
  1. Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi air yang telah diendapkan setinggi 30 - 60 cm
  2. Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 
  3. Substrat diletakkan secara miring atau terlentang
  4. Sebelum terjadi pemijahan,  induk jantan akan membersihkan substrat dengan mulutnya
  5. Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 ~ 3.000 butir
  6. Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.

PEMELIHARAAN BENIH

Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan telur ada beberapa cara:

    1. Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam  aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan
    1. Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama (a)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan:
  1. Aquarium tempat menetaskan telur maupun pemeliharaan benih sebelumnya harus di persiapkan dahulu, yaitu dengan mengisi air yang telah diendapkan +  10  cm,   kemudian   bubuhkan   methyline   blue   beberapa  tetes,   untuk mencegah kematian telur karena serangan jamur. Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan menggunakan pompa udara.
  2. Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan
  3. Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari.
  4. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring
  5. Setelah seminggu diberi kutu air, benih muali dicoba diberi cacing rambut.
PEMBESARAN
  1. Setelah benih memakan cacing rambut,  perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang lebih besar;
  2. Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak + 1.000 ekor benih pada bak tembok 
  3. berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 s.d. 20 cm
  4. Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap kolam diisi 100 ekor
  5. Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara
  6. Pembersihan  kotoran  dilakukan  setiap hari  dengan  menyiphon  dan  air sebagaimana semula.

PENUTUP
  1. Karena bentuk dan warnanya yang menarik, serta gerakan yang tenang, sehingga minat masyarakat terhadap ikan manfish (Angle Fish) cukup besar)
  2. Harga ikan Manfish pun cukup tinggi, sehingga pembudidayaannya dapat dijadikan sebagai usaha sambilan yang dapat menambah penghasilan keluarga.
SUMBER
Dinas Perikanan, DKI Jakarta, Jakarta.

Budidaya Ikan Hias Louhan

BUDIDAYA IKAN LOUHAN



I. Pendahuluan
Generasi baru ikan hias telah lahir di awal milenium baru. Ikan hias yang dikenal dengan nama Lou Han ini telah mampu membuka mata para penggemar ikan hias dengan keindahan sosok dan gerak geriknya. Sifatnya pemberang, tetapi mudah akrab dengan orang yang menyanginya, membuat penggemar ikan hias ingin untuk memeliharanya. Bahkan sebagian besar pembudidaya ikan hias tergelitik untuk memijahkan ikan yang pamornya sebagai ikan hoki didengungkan mengalahkan ikan arwana.



Hal ini setidaknya ditampakkan oleh corak hitam pada tubuhnya yang sering menggambarkan kiasan atau makna yang membuat pemiliknya mendapatkan sugesti positif. Misalnya ada seekor ikan yang memiliki guratan (marking) huruf yang berbunyi “rupiah” guratan ini memberi dorongan dan intuisi kepada pemiliknya bahwa suatu saat dia akan mendapat berkah besar.

Disamping itu dengan berkembanya ikan louhan ini ada pengaruh yang positif bagi produsen pakan ikan Lou Han dan pengrajin aquarium. Yang jelas dengan kehadiran ikan Lou Han ini gairah para pelaku ikan hias lebih semarak lagi.

II. Sejarah dan Jenis Louhan
Nenek moyang ikan Louhan sebenarnya berasal dari keluarga Cichlidae yang hidup di perairan Amerika Selatan dan Amerikan Tengah. Ada lima kriteria Lou Han yang digemari :
1. Lou Han bertubuh segi empat, dan jenis ini jumlahnya paling banyak di pasaran.
2. Lou Han bertubuh bulat, dan jenis ini sangat digemari karena dianggap sebagai Lou Han yang unik.
3. Lou Han yang banyak memiliki bintik mutiaranya. Jenis ini dikeluarkan oleh Meng Aquarium dan cukup populer.
4. Kuning/golden/super red, saat ini merupakan jenis Lou Han yang berperingkat harga tinggi. Jenis ini tidak memilik corak hitam yang berjajar horizontal di sekujur tubuh.
5. Lou Han dengan kepala nongnong. Jenis ini memiliki nuansa tersendiri dan nongnong ini dipercaya memiliki tuah.

III. Air Untuk Pemijahan dan Perawatan Lou Han 
Dalam membudidayakan atau memijahkan Lou Han, kwalitas air memegang peran yang penting untuk menjaga kelangsungan hidup telur, burayak dan Lou Han muda. Namun untuk mempersiapkan air yang berkwalitas sebenarnya tidak terlalu sulit, karena termasuk yang memiliki teloransi cukup tinggi dan mampu beradaptasi dengan suhu, keasaman serta kesadahan air. Sumber air bisa berasal dari :
* Air sumur
Bila membudidayakan ikan Lou Han dengan air sumur, maka harus diendapkan selama 48 jam terlebih dahulu sebelum digunakan.
* Air PAM
Air PAM baru bisa digunakan setelah kandungan khlorin dan PH-nya dinetralkan dan untuk itu bisa menggunakan Trisulfat 5 PPM, namun pada tahap peneluran agar dihindari.

IV. Peralatan dan Perawatan Kolam atau Aquarium. 
1. Peralatan
Peralatan yang harus disediakan sebelum ikan dideder, dipelihara atau dibesarkan antara lain :
a. Bak penampungan air
b. Filter ada beberapa jenis :
- Filter biologi
- Filter kimiawi
- Filter mekanis
c. Peralatan lain :
- Aerator
- Alat penampung air.
- Ornamen dan bebatuan.
- Lampu fluorescence / UV

2. Pembersih kolam dan akuarium.
Untuk membersihkan akuarium bisa dengan menggunakan sipon (spons) biasa atau bergagang, dan digosok keseluruh bagian dalam, untuk kotoran yang menempel dengan kuat bisa memakai silet atau bahan kimia asalkan dan dicuci dan dibilas dengan baik dan bersih. Namun akuarium atau kolam dalam keadaan kosong atau tidak ada air dan ikan.

3. Pengurasan air.
Pengurasan dan penggantian air di akuarium yang terawat baik cukup dilakukan sebulan sekali. Ikan-ikan di dalam akuarium harus dipindahkan terlebih dahulu ke tempat lain jangan lupa menggunakan air yang telah memenuhi syarat kwalitas.
Jika kolam atau akuarium menggunakan filter bio seperti jenis bi bacl. Pengurasan dilakukan 2 – 3 bulan sekali.

V. Pakan Lou Han 
1. Pakan Alami.
Pakan alami banyak jenisnya seperti : artemia, kutu air, cacing tanah, cacing rambut, cacing darah (blood worm), ikan kecil dan udang renik.
2. Pakan Buatan.
Untuk pakan buatan yang harus yang harus diperhatikan unsur-unsur gizi yang terkandung antara lain :
a. Protein.
b. Lemak.
c. Karbohidrat.
d. Vitamin + mineral
Bentuk pakan harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran mulut ikan antara lain :
- Bentuk emulsi.
- Suspensi
- Tepung
- Lempengan
- Pelet 

VI. Tahapan Budidaya Lou Han 
1. Pemilihan Calon induk bisa diperoleh dengan membeli ataupun memelihara sejak kecil.
2. Tersedianya wadah akuarium, kolam dan pakan
3. Memilih induk yang sehat dan berkwalitas, baik yang jantan maupun betinanya.
4. Proses pemijahan sebaiknya bagian sisi akuarium ditutupi kertas koran. Bila sudah bertelur untuk lebih sehat telurnya diberi anti jamur dengan dosis 10 ml/100 lt air.

Demikian sekelumit tentang kiat mengatasi permasalahan budidaya Lou Han. Semoga bermanfaat bagi anda penggemar ikan hias Lou Han.

Sumber : http://infokebun.wordpress.com/2008/06/11/budidaya-ikan-louhan/


Budidaya Ikan Hias Oskar


BUDIDAYA IKAN OSKAR

Oskar
Oskar (Astronotus ocellatus) merupakan salah satu jenis cichlid yang berasal dari Amerika Selatan tepatnya di perairan sungai Amazon. Ikan ini memiliki warna dasar hitam dengan warna batik oranye yang menonjol. Saat ini telah banyak spesies oscar yang telah dikembangkan, diantaranya Tiger Oscar, Red Tiger Oscar, Albino Tiger Oscar, Albino Red Oscar, Gold Oscar, Half Back Oscar dal lain-lain.





Pemilihan Induk
Pemijahan oskar dapat dilakukan pada induk yang telah berumur 1.5 tahun atau dengan panjang tubuh ± 15 cm. Dalam memijah oskar memiliki sifar seperti discus, yaitu ikan ini akan membentuk pasangan sendiri-sendiri. Oleh karena itu seleksi induk oskar dianjurkan dilakukan sejak berumur 5-6 bulan dengan cara mencampurkan 10 ekor atau lebih Oskar dengan jenis kelamin yang berbeda.
Perbedaan induk jantan dan betina dapat dilihat dari bentuk tubuhnya walaupun tidak terlalu jelas. Induk jantan biasanya memiliki tubuh yang relatif lebih panjang daripada induk betina. Pada masa kawin induk betina biasanya memiliki perut yang lebih gendut.

Persiapan Pemijahan
Pemijahan dapat dilakukan pada bak semen berukuran 150 x 100 x 50 cm dengan ketinggian air 30 cm. Setelah wadah pemijahan dibersihkan, substrat untuk tempat menempelnya telur dimasukkan ke dalam bak. Substrat dapat berupa batu, pecahan keramik lantai atau pipa pvc. Air untuk pemijahan harus jernih dan steril dengan suhu 24 – 280C dan pH 6,5 – 7.

Proses Pemijahan
Perbandingan antara induk jantan dan betina yang akan dipijahkan dalam bak tembok adalah 1 : 2, sehingga dalam satu tembok dapat diisi dua pasang induk. Induk jantan akan mempersiapkan sarang (tempat telur) dan membersihkannya dengan mulutnya. Dua hari kemudian, induk jantan akan menggiring induk betina untuk kawin.

Pemijahan berlangsung pada siang atau sore hari. Apabila telur telah menempel pada substrat, telur segera dipindahkan ke wadah pemeliharaan larva


Penetasan dan Pemeliharaan Larva
Wadah penetasan dan pemeliharaan larva berupa akuarium dengan ukuran 100 x 50 x 50 cm yang diisi air setinggi 30 cm dengan aerasi lemah. Untuk menghindari jamur, air pemeliharaan larva diberi larutan MGO dan MB.

Telur akan menetas setelah 2-3 hari. Larva tidak diberi pakan sampai berumur 4 hari karena larva masih memiliki cadangan kuning telur. Setelah kuning telur habis, larva diberi pakan berupa infusoria hingga berumur 7 hari dan kemudian diberi pakan kutu air.

Merawat Anak Ikan
Setelah berumur 15 hari, seleksi pada anak ikan dapat dilakukan dengan cara memindahkan ke dalam wadah yang lebih luas. Padat tebar di akuarium dan bak tembok sebanyak 10 – 15 ekor/ liter air. Pakan yang diberikan berupa kutu air atau cacing rambut